Pagi ini menyalakan mesin
air ternyata beberapa lama ditunggu tak juga mengeluarkan setetespun air. Setelah menyiapkan sarapan lalu ke kamar
mandi terdengar suara air mengalir deras di kolam ikan tetangga sebelah. Memang letaknya persis di sebelah kamar mandi
kami. Terbersit sedikit rasa iri. Kami sudah
seminggu ini kesulitan menyalakan air, sementara di sebelah airnya derassss…jadi
serasa pingin mandi di sebelah #lho..
Haha. Itu sih cuma #curahanhatiyangsedangkusut aja. Sebenarnya air di sumur kami
melimpah, hanya saja pipanya bocor, jadi ketika dinyalakan airnya bukan masuk
bak tapi meluber ke luar. Masalahnya dirikuh
tidak bisa membetulkan karena bocornya persis di sambungan tertutup lantai. Jadi harus panggil tukang. Tukangnya mesti ditemani kan? Nah waktunya
yang belum sempet…hhh banyak banget alasannya.
Tapi iri yang begini
ini kenapa ya sering juga terjadi. Lihat postingan temen tentang rumahnya jadi
iri. Lihat foto mesra temen baru nikah (yang
jomblo) jadi iri. Lihat betapa ramainya
beranda dengan postingan teman yang jalan-jalan….uuuih hati jadi membara. Atau pun melihat foto putra putrinya yang
baru lahir, yang sudah bisa jalan, yang dapet juara, yang masuk PTN bergengsi…semuanya
bikin hati meletup-letup tak karuan. Juga ketika membaca tulisan kawan yang hebat-hebat,
huh, iri makin menjadi-jadi. Iri, karena melihat apa yang dipamerkan orang tidak kita miliki. Padahal kan belum tentu orang posting karena
mau pamer.
Tapi sebetulnya, apa sih iri ituh? Menurut KBBI
iri adalah merasa kurang senang melihat kelebihan/keberuntungan orang lain.
Menurut Ibnu Taimiyah Hasad (Iri) adalah sekedar benci dan tidak
suka terhadap kebaikan yang ada pada orang lain yang ia lihat.
Karena iri sumbernya
dari hati maka hati inilah memang yang harus kita kuasai lebih dulu. Mengelap debunya
biar bersih, menatanya agar rapih.
Karena kata Rasulallah, saw :
“Di
dalam tubuh kita ada segumpal darah, yang apabila baik darah tersebut maka
baiklah seluruh tubuhnya. Dan jika rusak segumpal darah tersebut maka buruklah
tubuh kita semuanya. Ketahuilah,
segumpal darah tersebut adalah hati”
Iri dibolehkan juga
sebetulnya. Tapi hanya untuk 2 hal,
yaitu ketika melihat orang yang berilmu dan ilmunya bermanfaat untuk umat. Juga saat melihat orang yang berharta, dan
hartanya bermanfaat untuk masyarakat.
“Tidak boleh hasad (iri) kecuali pada dua
orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada
jalan kebaikan dan orang yang Allah beri karunia ilmu (Al Qur’an dan As
Sunnah), ia menunaikan dan mengajarkannya.” (HR Bukhari)
Nah, iri yang seperti ini dibolehkan. Maksudnya adalah
supaya kita pun termotivasi untuk melakukan hal yang sama.
Bagaimana jika kita iri bukan karena tidak suka
melihat kelebihan orang lain? Kita iri
hanya karena kita ingin seperti mereka. Kita tidak berharap ataupun berusaha
untuk menghilangkan nikmat Allah kepada mereka. Mungkin firman Allah ini bisa
menjawab pertanyaan kita.
Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya), “Dan janganlah kamu iri
hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas
sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka
usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian yang mereka usahakan. Mohonlah
kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala
sesuatau.” (QS. An Nisaa : 32)
Yap. Kita harus
menerima dan mensyukuri apa yang diberikan oleh Allah kepada kita, karena
sesuai dengan apa yang kita kerjakan.
Dan kelebihan yang dimiliki orang lain, itupun sesuai dengan apa yang
telah mereka usahakan. Maka, mari
berusaha, berlomba-lomba untuk mengusahakan kebaikan, dan memohon, agar Allah perbanyak
karuniaNya kepada kita :-)
#Pagi yang cerah
dan berangin dingin di kotaku.
Bersyukur menjadi kunci agar iri nggak hinggap di hati ya Mba..nice sharing..
BalasHapusiya mak..mudah mudahan kita termasuk orang yang suka bersyukur ya mak..aamiin..makasih kunjungannya ya..
BalasHapusIri bisa terjadi kapanpun ya mbak. Sebenarnya semua rezeki yang diterima oleh manusia adalah karunia-Nya, jadi sebaiknya kita ikut bersyukur atas rezeki yg orang lain terima :) Kalau kita bersyukur nikmat untuk kita juga pasti bertambah.
BalasHapusiya mak, mestinya kita ikut bersyukur ya, apalagi kalau kita ditraktir sama yang lagi dapet rezeki.. :))
Hapus