Selasa, 11 Februari 2014

Pengajian Kampung


Inilah salah satu kegiatan saya selain jadi pendidik di sekolah, yaitu jadi pendidik di kampung.  Bergabung dengan ormas wanita kami menebar rahmat dengan mengajar BTA (Baca Tulis Al Qur’an), mulai dari yang masih iqro’ sampai yang sudah qur’an tapi masih belum benar tajwid dan makhroj-nya. Suasana begitu akrab tanpa segan dan malu dari ibu-ibu ini.  Meskipun ada diantara mereka yang anaknya sudah lebih baik bacaannya. Kegiatan berlangsung dari rumah ke rumah, setiap Kamis sore. Selesai mengaji acara dilanjutkan dengan mengkaji qur’an, yakni dengan penyampaian tausiyah/nasihat-nasihat dengan mentadabburi isi al qur’an. Dan tentu saja tidak seru acara ibu-ibu kalau tidak ada makan-makannya, meskipun sederhana saja. Dengan demikian semoga semakin erat keakraban antar anggota.

Di kampung yang lain, kami menebar rahmat dengan mendirikan Rumah Jahit, yakni tempat kursus menjahit gratis untuk memberdayakan ibu-ibu rumahtangga.  Tepatnya yang mendirikan adalah seorang teman pengusaha konveksi. Di tempat yang padat penduduk ini kebanyakan ibu-ibu tidak ada aktifitas yang menghasilkan padahal secara ekonomi mereka tidak terlalu mapan.  Tidak heran peminatnya kemudian membludak.  Tetapi mesin jahit yang tersedia terbatas, itupun sebagian dipinjam dari teman-teman yang tidak terpakai. Kursus dilaksanakan selama 3 hari, Jum’at-Ahad.  Khusus hari Ahad, sebelum aktifitas jahit menjahit peserta diajak mentadabburi al qur’an dahulu, sehingga harapannya mereka tidak hanya sejahtera di dunia tapi juga diakhirat kelak.  Aamiin. Nah, kalau teman-teman yang lain kebagian jadi guru jahitnya, saya kebagian jadi juru tausiyah/ tadabbur qur’annya. Semoga aktivitas ini membawa keberkahan ya..aamiin.

 
Kampung berikutnya terletak sedikit lebih jauh dan jalannya tidak terlalu bagus. Kampung ini disebut daerah transmigrasi social yang disingkat transos. Meskipun begitu, penduduknya bukan transmigran dari seberang pulau, melainkan penduduk desa tetangga. Konon kabarnya, desa tersebut dulu pernah mengalami bencana gempa sehingga menghancurkan rumah-rumah mereka. Lalu penduduknya  direlokasi kesini, dengan rumah-rumah sederhana bantuan pemerintah. Kegiatan berlangsung setiap Jumat. Sayangnya di daerah ini peminatnya sebagian besar ibu-ibu separuh baya ke atas. Itu pun hanya berjumlah belasan orang saja. 

Kampung yang lain adalah Muaro Gulo, sekitar 45 menit dengan kendaraan bermotor, tetapi jalannya cukup mulus.  Jika musim duku dan durian sangat menyenangkan datang kesini, karena disini termasuk daerah sentra.  Di kiri kanan jalan menuju kesana adalah kebun duku milik warga setempat.  Sementara kebun durian dan karet terletak lebih ke dalam setelah perumahan warga.  Alhamdulillah kegiatan keagamaan disini sangat baik, terlihat dari jamaah pengajiannya yang berjumlah lebih dari 60an ibu-ibu beragam usia.  Bahkan ketua pengajiannya belum berkeluarga. Pengajian berlangsung hari Jum’at siang, tetapi biasanya kami bergantian datang kesana.

Nah begitu deh mak-emak, aktivitas beredar dari satu kampung ke kampung yang lain. Masih ada beberapa yang lain. Tapi tentu saja saya pun  mengikuti kajian di masjid dekat rumah.  Biasanya yang memberi tausiyah Ust Endang sebagai pengisi tetapnya. Saya hanya menggantikan sesekali jika beliau berhalangan dan jika diminta menggantikan oleh Ibu Ketua tentunya  :)

9 komentar:

  1. Ormas wanita apa Mak?

    amin.. semoga berkah setiap aktivitasnya ya Mak,,:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salimah Mak Nurin, aamiin...makasih sudah mampir di gubuk sederhanaku ya..

      Hapus
  2. Balasan
    1. Aduh mak Icha, malu deh saiia, ini cuma sebuah bentuk berbagi kebaikan buat sesama, dan menunaikan kewajiban "ballighu 'anni walau aayah" dan belum ada apa-apanya mak....

      makasih sudah mau mampir yaa

      Hapus
  3. mak Ismi salam kenal ya ^^
    wah senang ya mak bisa rutin mengikuti pengajian apalagi jadi narasumbernya, masya Allah

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga mak RumahJurnalku hehe ..seringnya saya jadi pendengar kok mak, pembelajar..

      tengkyu sudah mampir ya

      Hapus
  4. semoga ilmunya membawa berkah Mak buat emak" semuanyaaa :)

    BalasHapus
  5. aamiin..iya mak terkadang kasihan sama ibu-ibu di kampung, sedikit sekali penambahan wawasan mereka..ini hanya sedikit upaya saja mak..semoga membawa berkah..aamiin

    BalasHapus
  6. Waaahh...senangnya! Bisa jalan-jalan sambil menebar Ilmu. Mata segar,hati adeemm...Jadi kepengen! :)

    BalasHapus