Jumat, 17 Januari 2014

#iHari1Ayat : Ijlis Bina, Nu’min Sa’ah

A'uuzubillaahi minasysyaithoonirrojiim

  61:2
 61:3
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian disisi Allah  bahwa kamu mengatakan apa-apa yeng tidak kamu kerjakan” (QS Ash Shof 2-3)

Rasulullah shallallah ‘alaihi wasallam (saw) seringkali duduk bersama  sahabat-sahabatnya dalam majelisnya yang mulia.  Banyak hal yang mereka perbincangkan.  Mulai dari urusan muamalah sampai politik, dari strategi dakwah sampai strategi perang, dari urusan pribadi sampai urusan suami istri.  Semua dalam rangka menegakkan islam dan iman dalam diri ummatnya.  Dengan bincang-bincang ini para sahabat jadi mengetahui tuntunan agama dalam sendi-sendi kehidupan.

Oleh karenanya seorang sahabat Mu’adz bin Jabal ra pernah berkata, “Ijlis bina, nu’min sa’ah. Duduklah bersama kami sejenak, mari  membina keimanan”

Dalam salah satu majelis Rasul yang mulia tersebut, beliau SAW pernah bersabda. Diceritakan oleh Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu. Pada hari kiamat ada seorang lelaki yang dicampakkan ke neraka, lalu seluruh isi perutnya terburai keluar.  Ia kemudian berguling-guling seperti himar yang berputar sekitar penggilingan.  Melihat hal tersebut penghuni neraka bertanya kepadanya : “Ya fulan, apa yang terjadi pada dirimu? Bukankah kamu telah melakukan amal ma’ruf nahi munkar? Memang, saya telah melakukan amar ma’ruf, saya menyuruh melakukan kebaikan tetapi saya sendiri tidak melakukannya.  Saya melakukan nahi munkar, saya melarang dari kemunkaran, tetapi saya sendiri tidak meninggalkannya (HR Bukhari Muslim).

Mentadabburi Al Qur’an sungguh menjadi peringatan bagi diri.  Mengatakan sesuatu yang tidak dikerjakan sungguh dibenci Allah.  Hari-hari ini, begitu banyak kita melihat fenomena ini, bahkan bisa jadi diri sendiri melakukannya.  Kita melarang orang menggunjing, tapi kita sulit menahan diri kita untuk tidak menggunjing.  Kita menganjurkan hidup zuhud dan sederhana, tapi kita tidak mencontohkannya.  Kita menyuruh bersikaf arif dan bijaksana tetapi diri sendiri mudah membara. Kita melarang orang nyinyir, tetapi kita sendiri nyinyir.  Kita mewajibkan anak baca qur’an, tapi bacaan kita hanya koran. Kita menyuruh anak sholat tepat waktu, tapi kita sendiri sholat tak menentu...

Ya Robb, hambamu menginsyafi diri yang lemah dan lalai.  Mohon ampunkan. Mohon bimbinglah jalan kami. Kuatkan iman kami, yaa Robbana..

Sumber : syarah Hadis arba’in annawawiyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar