“Hai orang-orang yang
beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar
kebencian disisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yeng tidak kamu kerjakan” (QS Ash Shof 2-3)
Rasulullah shallallah ‘alaihi wasallam (saw) seringkali
duduk bersama sahabat-sahabatnya dalam
majelisnya yang mulia. Banyak hal yang
mereka perbincangkan. Mulai dari urusan
muamalah sampai politik, dari strategi dakwah sampai strategi perang, dari
urusan pribadi sampai urusan suami istri.
Semua dalam rangka menegakkan islam dan iman dalam diri ummatnya. Dengan bincang-bincang ini para sahabat jadi
mengetahui tuntunan agama dalam sendi-sendi kehidupan.
Oleh karenanya seorang sahabat Mu’adz bin Jabal ra pernah
berkata, “Ijlis bina, nu’min sa’ah. Duduklah
bersama kami sejenak, mari membina keimanan”
Dalam salah satu majelis Rasul yang mulia tersebut, beliau SAW
pernah bersabda. Diceritakan oleh Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu. Pada hari
kiamat ada seorang lelaki yang dicampakkan ke neraka, lalu seluruh isi perutnya
terburai keluar. Ia kemudian
berguling-guling seperti himar yang berputar sekitar penggilingan. Melihat hal tersebut penghuni neraka bertanya
kepadanya : “Ya fulan, apa yang terjadi pada dirimu? Bukankah kamu telah
melakukan amal ma’ruf nahi munkar?
Memang, saya telah melakukan amar ma’ruf,
saya menyuruh melakukan kebaikan tetapi saya sendiri tidak melakukannya. Saya melakukan nahi munkar, saya melarang dari kemunkaran, tetapi saya sendiri
tidak meninggalkannya (HR Bukhari Muslim).
Mentadabburi Al Qur’an sungguh menjadi peringatan bagi
diri. Mengatakan sesuatu yang tidak
dikerjakan sungguh dibenci Allah.
Hari-hari ini, begitu banyak kita melihat fenomena ini, bahkan bisa jadi
diri sendiri melakukannya. Kita melarang
orang menggunjing, tapi kita sulit menahan diri kita untuk tidak
menggunjing. Kita menganjurkan hidup
zuhud dan sederhana, tapi kita tidak mencontohkannya. Kita menyuruh bersikaf arif dan bijaksana
tetapi diri sendiri mudah membara. Kita melarang orang nyinyir, tetapi kita
sendiri nyinyir. Kita mewajibkan anak
baca qur’an, tapi bacaan kita hanya koran. Kita menyuruh anak sholat tepat
waktu, tapi kita sendiri sholat tak menentu...
Ya Robb, hambamu menginsyafi diri yang lemah dan lalai. Mohon ampunkan. Mohon bimbinglah jalan kami.
Kuatkan iman kami, yaa Robbana..
Sumber : syarah Hadis arba’in annawawiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar