Jumat, 17 Januari 2014

#1Hari1Ayat ; Mari Bersegera

3:133
 3:134

“Dan bersegeralah kalian semua terhadap ampunan  dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang dijanjikan bagi orang-orang bertaqwa.  Mereka itu adalah orang-orang yang menginfakkan hartanya dalam kondisi senang maupun dalam kondisi susah, menahan amarah, dan memaafkan manusia.  Dan Allah mencintai orang-orang yang muhsin” (QS Ali Imran 133-134)

Islam sebagai din sungguh merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Termasuk dalam membina hubungan dengan manusia lainnya. Islam telah menuntun kita dengan aturan aturan yang akan mengarahkan kita kepada ampunan dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Bagi seorang mukmin, apakah yang lebih layak untuk diminta selain keampunan dariNya,
dan surgaNya? Untuk mendapatkan itu, Allah SWT memerintahkan kita untuk bersegera berbuat dan bekerja untuk mendapatkan ampunan dan surgaNya.  Dalam ayat tersebut, 3 saja syaratnya.

1. Bersegera untuk menginfakkan harta yang dimiliki, dalam kondisi senang maupun susah. 

Orang yang berinfak dalam kondisi senang dan kelapangan rizki, sungguh membuat selainnya mejadi iri.  Dikisahkan oleh Abu Hurairah ra, sekelompok dhuafa datang mengadu kepada rasul saw.  “Sungguh orang yang kaya memperoleh kedudukan abadi.  Mereka sholat seperti kami sholat, mereka berjihad seperti kami berjihad, tapi mereka dapat berinfak dengan hartanya” (HR Bukhari)

Berinfak dalam kondisi senang, lapang, berpunya, mungkin bukan masalah.  Tetapi berinfak dalam keadaan sulit, tidak punya sesuatu untuk diinfakkan, atau kita sendiri membutuhkan sedikit harta yang kita miliki, atau menginfakkan sesuatu yang kita sukai, tentu bukan perkara mudah.  Hanya orang yang ingin bersegera mendapatkan keampunan dan surgaNya yang dapat dengan mudah melakukannya.

Alkisah, keluarga Ali bin Abi Thalib ra dan Fatimah binti Rasulullah  serta kedua putranya  sedang membayar nazar 3 hari berpuasa.  Karena tak punya persediaan makanan Ali  lalu mencari pekerjaan dengan upah 3 takar gandum untuk 3 hari. Hari pertama, Fatimah ra memasak 1 takar pertama.  Setelah roti siap, saat menunggu berbuka, tetiba seorang pengemis mengetuk pintu meminta makanan.  Diberikanlah roti yang ada. Mereka sekeluarga melanjutkan puasa hari kedua dengan sahur minuman saja.  Berbuka kedua dan ketiga kejadian berulang sama. Dan mereka tetap menginfakkan rotinya.  Hanya yang mengimaniNya saja yang sanggup melakukannya.

2. Bersegera menahan amarah. Amarah membabi buta hanya akan membawa pada keburukan. Amarah yang tidak ditujukan untuk mencari keridhoan Allah, hanya akan merusak barisan. Sehingga ketika ditanya tentang amalan yang dapat menjauhkan dari kemurkaan Allah, sang rasul menjawab “Janganlahlah marah” (HR Bukhari).  Tanpa amarah Rasulullah mengatakan “Bagimu Surga”

3. Bersegera memaafkan manusia. Bersegera memaafkan termasuk akhlak mulia dari orang-orang yang ingin mendapatkan keampunan dari Tuhannya, dan surga, yang luasnya seluas langit dan bumi. Sebagai hamba, kita  tak luput dari salah dan dosa. Sebagai makhluk, kitapun tak luput dari lalai dan alpa.  Maka memaafkan akan merapatkan barisan yang merenggang, akan menyegarkan bunga silaturahmi yang tak lagi berseri.

Maka mari kita bersegera kepada ampunan Allah dan surganya, dengan membuat target dan langkah yang terukur agar niat kita bersegera  dapat terealisasi dengan amal nyata.
Maka mari kita bersegera kepada ampunan Allah dan surganya, dengan melazimkan ketiganya sebagai akhlak mulia, sebagai kebaikan yang melekat dalam perilaku kita.  Mari Bersegera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar