“Ya Tuhan Kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian dari keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau/Baitullah yang dihormati, ya Tuhan kami, yang demikian itu adalah agar mereka mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur” ( QS Ibrahim 37)
BELAJAR DARI IBRAHIM AS
Ibarat pepatah
air cucuran atap jatuh ke
pelimbahan jua, maka perilaku anak sesungguhnya
adalah cerminan kelakuan orangtuanya. Anak
memang meniru apa yang ia lihat dari lingkungannya,
orangtua khususnya
sebagai lingkungan terdekat dan setiap hari bersama. Bagaimana gaya makannya, gaya bicaranya,
bahkan gaya hidupnya.
Oleh
karena itu Nabi Ibrahim berdo’a kepada Allah ketika meninggalkan istrinya
bersama Ismail anaknya yang masih bayi
di sebuah tempat yang tandus dan kering, di negri yang belum ada manusia
seorangpun, di dekat Baitullah:
“Ya Tuhan Kami, sesungguhnya aku telah
menempatkan sebagian dari keturunanku di lembah yang tidak mempunyai
tanam-tanaman di dekat rumah Engkau/Baitullah yang dihormati, ya Tuhan kami,
yang demikian itu adalah agar mereka mendirikan sholat, maka jadikanlah hati
sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari
buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur” ( Ibrahim 37)
Mari Kita
Belajar dari Nabiyullah Ibrahim as :
Beliau ingin
anaknya menjadi sholeh. Gaya
Hidup yang beliau lakukan adalah :
1. Mempercayakan
pendidikannya pada seorang wanita sholihat, yang beriman kepada Allah. Ketika
Ibrahim akan meninggalkan mereka, Hajar
istrinya bertanya apakah ini perintah Allah.
Setelah Ibrahim menjawab Ya, maka ia mengatakan “Jika demikian Allah
pasti tidak akan menyia-nyiakan kami”. Keyakinannya
yang kuat kepada Allah menjadikannya gigih berusaha mencari setetes air antara
shafa dan marwa, untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya, hingga Allah
berkenan mengeluarkan air zam-zam bagi manusia.
2. Memberikan
tempat tinggal bagi istri dan anaknya di dekat Baitullah, di dekat masjid,
sehingga hati dan jiwa mereka senantiasa terpaut kepada masjid, tidak merasa
asing dengan masjid, dan memakmurkan masjid dengan ilmu-ilmu dan kegiatan yang
bermanfaat, sehingga mereka senantiasa merasakan adanya pengawasan Allah atas
dirinya dimanapun mereka berada.
3. Ibrahim
as menjaga hubunganya dengan Allah, dengan beribadah dan berdoa kepada Robbnya
agar menjadikan anak keturunannya sebagai orang yang mendirikan sholat,
sehingga dengan sholat itu ia terjaga dari perbuatan keji dan mungkar.
4. Menanamkan
akhlak mulia. Ibrahim as berdoa agar Allah menjadikan hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka. Dan tidaklah
manusia akan cenderung pada seseorang lainnya melainkan karena orang tersebut
berakhlak mulia.
5. Ibrahim
as menjadikan kekayaan materi bukan sebagai tujuan hidup, melainkan sebagai
sarana untuk menjaga kelangsungan hidup.
Oleh karenanya beliau meminta rizki bukan di awal, melainkan di akhir
doanya, meskipun dalam keadaan kering, lapar, dan dahaga.
6. Rizki
yang Allah berikan itu, bukan untuk bermegah-megahan, melainkan untuk besyukur
dan untuk meningkatkan ibadah kepada
Allah.
Inilah basic knowledge, pendidikan dasar yang diterapkan Ibrahim as pada anaknya. Dari
keluarga yang seperti inilah tumbuh dan berkembang anak keturunan yang sholeh,
yang doanya akan diijabah oleh Allah SWT.
Mari belajar dari Ibrahim AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar