Senin, 20 Januari 2014

#1Hari1Ayat : Sang Pengawas

A'uuzubillaahi minasy syaithoonirrojiim
50:18
"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir". (QS Qaf/50  : 18)

Dalam bergaul, baik di dunia nyata maupun dunia maya, kita berinteraksi dengan banyak manusia dengan menggunakan bahasa.  Jika di dunia nyata kita lebih banyak berkomunikasi dengan bahasa verbal, di dunia maya kita menggunakan bahasa tertulis.  Namun keduanya dapat mempunyai dampak yang sama.  Karena apapun yang kita ucapkan secara verbal maupun tulisan, selalu ada malaikat yang menyaksikan. Maka seyogyanyalah kita senantiasa menjaga diri dan beradab dalam berkomunikasi.

Beberapa adab berikut dapat kita laksanakan;
1. Sebagai seorang muslim hendaklah kita senantiasa membicarakan hal-hal yang mendatangkan manfaat, dan tidak mengucapkan ucapan yang dilarang seperti ghibah dan mencela.  

Allah SWT mengibaratkan orang yang  menggunjingkan orang lain ibarat sedang  memakan bangkai saudaranya.

“Janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?  Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.(Al Hujurat 49:12)


Rasulallah menerangkan kepada kita makna dari ghibah:

“Telah berkata kepada kami, Yahya ibn Ayyub dan Qutaibah serta Ibn Hujr. Mereka berkata: telah berkata kepada kami Ismail dari ‘Ala’ dari ayahnya dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: (tahukah kamu apakah ghibah (menggunjing) itu?), mereka menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Nabi saw berkata: (yaitu pembicaraanmu tentang saudaramu yang ia tidak sukai). Ditanyakan kepada Rasul: bagaimana menurutmu jika saudaraku yang aku bicarakan sesuai dengan apa yang aku bicarakan? Nabi saw menjawab: (jika ia benar seperti apa yang kamu bicarakan, berarti kamu menggunjingnya), dan jika ia tidak seperti yang kamu biicarakan berarti kamu telah mendustakannya.)” (HR. Muslim)


Mencela, juga perilaku yang harus dihindarkan.

“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim”. (QS 49 13)


2. Seorang muslim hendaknya tidak banyak bicara.  Karena dengan banyak bicara meskipun dalam hal yang dibolehkan dapat menjerumuskan dalam hal yang dilarang ataupun makruh.

Umar  ra berkata; “barangsiapa banyak bicara tentu banyak salahnya.  Barangsiapa banyak salahnya akan banyak dosanya.  Dan barangsiapa banyak dosanya neraka lebih pantas baginya”


3. Wajib bicara jika diperlukan, yakni untuk menjelaskan kebenaran dan melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar.

“Jika kamu melihat kemunkaran, maka ubahlah dengan kekuasaanmu.  Jika tak mampu maka ubahlah dengan lisanmu...(HR Bukhari Muslim)


Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin memberikan kepada kita rambu-rambu dalam berinteraksi dengan sesama, tiada lain untuk menciptakan kedamaian, dan kasihsayang sesama manusia.  Terlebih lagi bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan, kita ucapkan, akan membawa dampak bagi diri kita sendiri, di dunia sekarang ataupun di akhirat kelak.Wallahu A’lam.

Sumber : qur'an disini
               Al Wafi/Dr Musthafa Dieb Al Bugha Muhyidin Mistu
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar