
"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir". (QS Qaf/50 : 18)
Dalam bergaul, baik di dunia nyata maupun dunia maya, kita berinteraksi dengan banyak manusia dengan menggunakan bahasa. Jika di dunia nyata kita lebih banyak berkomunikasi dengan bahasa verbal, di dunia maya kita menggunakan bahasa tertulis. Namun keduanya dapat mempunyai dampak yang sama. Karena apapun yang kita ucapkan secara verbal maupun tulisan, selalu ada malaikat yang menyaksikan. Maka seyogyanyalah kita senantiasa menjaga diri dan beradab dalam berkomunikasi.
Beberapa adab berikut dapat kita laksanakan;
1. Sebagai seorang muslim hendaklah kita senantiasa
membicarakan hal-hal yang mendatangkan manfaat, dan tidak mengucapkan ucapan
yang dilarang seperti ghibah dan mencela.
Allah SWT mengibaratkan orang yang menggunjingkan orang lain ibarat sedang memakan bangkai saudaranya.
“Janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya.(Al Hujurat 49:12)
Rasulallah menerangkan kepada kita makna dari ghibah:
“Telah
berkata kepada kami, Yahya ibn Ayyub dan Qutaibah serta Ibn Hujr. Mereka
berkata: telah berkata kepada kami Ismail dari ‘Ala’ dari ayahnya dari Abu
Hurairah, Rasulullah saw bersabda: (tahukah kamu apakah ghibah (menggunjing)
itu?), mereka menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Nabi saw berkata:
(yaitu pembicaraanmu tentang saudaramu yang ia tidak sukai). Ditanyakan kepada
Rasul: bagaimana menurutmu jika saudaraku yang aku bicarakan sesuai dengan apa
yang aku bicarakan? Nabi saw menjawab: (jika ia benar seperti apa yang kamu
bicarakan, berarti kamu menggunjingnya), dan jika ia tidak seperti yang kamu
biicarakan berarti kamu telah mendustakannya.)” (HR. Muslim)
Mencela, juga perilaku yang harus dihindarkan.
“Hai orang-orang yang beriman janganlah
suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang
diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula
wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang
mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu
panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang dzalim”. (QS 49 13)
2. Seorang muslim hendaknya tidak banyak bicara. Karena dengan banyak bicara meskipun dalam
hal yang dibolehkan dapat menjerumuskan dalam hal yang dilarang ataupun makruh.
Umar
ra berkata; “barangsiapa banyak bicara tentu banyak salahnya. Barangsiapa banyak salahnya akan banyak
dosanya. Dan barangsiapa banyak dosanya
neraka lebih pantas baginya”
3. Wajib bicara jika diperlukan, yakni untuk
menjelaskan kebenaran dan melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar.
“Jika kamu melihat kemunkaran, maka
ubahlah dengan kekuasaanmu. Jika tak
mampu maka ubahlah dengan lisanmu...(HR Bukhari Muslim)
Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin memberikan kepada
kita rambu-rambu dalam berinteraksi dengan sesama, tiada lain untuk menciptakan
kedamaian, dan kasihsayang sesama manusia.
Terlebih lagi bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan, kita ucapkan, akan
membawa dampak bagi diri kita sendiri, di dunia sekarang ataupun di akhirat
kelak.Wallahu A’lam.
Sumber : qur'an disini
Al Wafi/Dr Musthafa Dieb Al Bugha Muhyidin
Mistu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar