Minggu, 19 Januari 2014

#1ari1Ayat ; Ucapkanlah In Sya' Allah

A'uuzubillaahi minasy saithoonirrojiim
18:23
18:24

“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): "In sya’ Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini". (QS AL Kahfi 23-24)

Temans, mari mengambil ibroh dari kisah ini.
Sulaiman ‘alaihissalam adalah salah seorang Nabiyullah yang shalih dan raja yang Mujahid. Allah SWT memberinya kerajaan yang besar. Ia menggemari jihad, dan senantiasa memperhatikan pasukannya.


Sulaiman adalah raja diraja. Ia miliki segala hal yang diinginkan  manusia: Kenabian, Kekayaan, Kekuasaan. Memiliki segalanya, bahkan permaisuri pun 99 orang jumlahnya.  Hidupnya nampak penuh bahagia. Tak ada yang lebih baik darinya.  Namun ia puya obsesi, menjadikan negrinya tak terkalahkan dengan tentara robbani yang taat mengabdi. 

Maka suatu saat dengan percaya diri ia kumandangkan tekadnya : 

"Aku akan menggilir Sembilan puluh Sembilan isteriku dalam semalam, yang kesemuanya akan melahirkan anak laki-laki yang berperang fii sabiilillah”.  

Beliau sang Nabi merindukan generasi yang hebat, maka sebuah tekad yang dahsyat pun dilantunkan. Namun sayang, ia lalai mengucapkan in sya’ Allah, Jika Allah menghendaki. Kesibukan telah melalaikan meski ia telah diingatkan.


Maka kehendak Allah jualah yang terjadi.  Dari 99 istrinya, hanya seorang yang mengandung putranya. Setelah lahir, ternyata sang bayi mengalami kecacatan, yang digambarkan dalam hadis ‘setengah manusia”. Maka diletakkanlah bayi itu di atas kursi Sulaiman, dan melihat hal tersebut Nabi Sulaiman pun menyesal dan bersedih mengingat ucapannya terdahulu. Inilah yang digambarkan dalam surat Shod ayat 34.  Allah SWT berfirman mengisahkan :


“dan Sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan dia (anaknya) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yg lemah cacat) kemudian ia (Sulaiman) bertaubat”.


Tujuannya begitu mulia, menginginkan generasi hebat pejuang fii sabilillah.  Namun beliau lalai melaksanakan tuntunan “sekedar” mengucapkan in sya’ Allah. 

Bagi kita mungkin ini “sekedar” ucapan lidah.  Tetapi pengucapannya menunjukkan pengakuan kita, bahwa Allah adalah segala Maha.  Tak ada yang akan terjadi atau tidak terjadi tanpa ijinNya.


Maka demikianlah, Sulaiman as menyadari kesalahannya.  Lalu ia bertaubat ;


"Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi“ (QS Shod 34-35)


Maka demikianlah, sejarah mencatat Sulaiman as sebagai raja diraja tak hanya bagi manusia, namun angin, burung dan jin pun menjadi pengikutnya, tunduk kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.


“In sya’ Allah”, bukan hanya sekadar kata tanpa makna.  Pengucapannya memberikan pengakuan bahwa kita sebagai hamba tak mampu mencapai sesuatu tanpa kehendakNya. 


Maka mengucapkannya adalah dengan harapan bahwa Allah akan meridhoi apapun yang Dia kehendaki, bukan sebagai alasan untuk menolak kehadiran, atau menolak melaksanakan. Bukan sebagai penghalus kata untuk menghindari janji apalagi mengingkari.

Wallahu A’lam.

sumber disini 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar