
"Shibghah (Celupan) Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah".
Dia teman baik kami semasa kuliah. Di kampus dan di rumah kami sering mengerjakan tugas bersama-sama. Rumah (tepatnya kos-an) kami- empat orang-sama, hanya beda kamar. Aktivitas pun sebagian besar sama. Hanya satu bedanya, sampai kami selesai kuliah ia tak juga berhijab. Ia lebih suka mengenakan celana jins, t-shirt dan rambut yang dipotong seperti lelaki. Lalu selesai kuliah kami bertebaran, pulang meneruskan perjuangan ke kampung masing-masing.
Lama tak bersua, kami dipertemukan di sebuah kegiatan di
ibukota provinsi tempatku tinggal sekarang.
Penampilannya sungguh jauh berbeda.
Berhijab rapi, ia tampil feminin.
Dia bekerja di sebuah perusahaan perkebunan di provinsi ini sekarang.
Tetapi hijabnya tak menghalangi kinerjanya yang memang terkenal pandai ketika
kuliah dulu. Maka meluncurlah kisahnya bagaimana bisa ia yang dulu dikenal
tomboy, kini tampil feminin dan elegan, padahal bekerja di perusahaan
perkebunan yang notabene iklim kerjanya keras.
Begitulah sibghotallah.
Celupan Allah. Ia mencelup siapa
saja yang disukainya dengan warna yang dimilikiNya. Seperti kapur tercelup tinta. Seperti kasa tercelup darah. Ia akan mewarnai seluruh pori-pori, seluruh pembuluh, seluruh nadi. Hingga berubahlah warnanya.
Demikianlah warna Allah, akan menuntun
hamba ke jalanNya. Warna yang menenangkan siapa pun yang melihatnya. Karena warna itu tidak menyilaukan sehingga
membuat orang berbalik tertolak. Tidak juga pias sehingga orang malah membuat jarak
.
Tetapi Ia adalah sibghoh Allah, celupan Allah. Warna dariNya, Seseorang yang telah terwarnai olehNya, akan
menjadikan Ia sebagai pendengaran, penglihatan, dan hatinya. Hidup dan
matinya, diwarnai oleh Allah. Bersedia mengikuti perintahNya. Bersedia meninggalkan
laranganNya. Maka ia tak akan terwarnai oleh lingkungannya. Tak akan ia luntur oleh keras lingkungan di
sekitarnya.
Celupan Allah juga adalah celupan yang kuat. Tak mudah
luntur. Tak mudah terikut warna
disekitarnya. Justru warna Allah yang kuat inilah yang akan memberi warna buat
sekitarnya.
Seorang yang telah teribghoh dengan celupan Allah, warna
Allah, akan menunjukkan kemuliaan martabatnya. Kebaikan dirinya akan merembes
pada lingkungannya, melunturi dan mewarnai perilaku sekitarnya. Hingga
kehadirannya akan memberi warna kebaikan buat sekitarnya.
“…Tidaklah hamba-hambaku mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu
yang lebih Aku sukai dibanding hal-hal yang Aku wajibkan. Dan hambaKu
akan terus mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah,
sampai Aku mencintainya. Maka apabila Aku telah mencintainya, Aku akan
menjadi pendengaran yang dengannya ia mendengar. Aku akan menjadi
penglihatan yang dengannya ia melihat. Aku akan menjadi tangan yang dengannya
ia bertindak. Dan Aku akan menjadi kaki yang dengannya ia berjalan” (HR Al Bukhari dari Abu Hurairah).
Wallahu A'lam
sumber qur'an disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar