Sabtu, 25 Januari 2014

#1Hari1Ayat : Kekokohan Beragama

                      A'uuzubillaahi minasy syaithoonirrojiim
16:92

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali.  Kamu menjadikan sumpah perjanjianmu menjadi alat penipu diantaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain.  Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu.  dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskanNya kepadamu apa yang dulu kamu perselisihkan itu” (QS An Nahl 16 :92)

Seorang teman semasa SMA dulu, pernah dengan susah payah berusaha istiqomah mengenakan jilbab.Pada saat itu jilbab masih menjadi barang aneh, yang tidak dipandang meski hanya sebelah mata oleh masyarakat kita.  Bahkan para pionir yang mengenakan jilbab di sekolah ada yang bahkan dikeluarkan dari sekolah tersebut, karena menurut pihak sekolah tidak sesuai dengan peraturan sekolah.

Patut disyukuri, di saat sekarang ini jilbab sudah menjadi pandangan yang biasa.  Bahkan para artis pun sudah banyak yang mengenakannya, tanpa takut tidak mendapatkan tawaran pekerjaan. Jilbab sudah diterima sebagai hak seorang muslimah untuk menjalankan aturan agamanya.

Namun demikian, tidak dapat dipungkiri, juga masih ada mereka yang setelah menutup aurat, beberapa saat kemudian melepaskannya kembali dan memperlihatkan auratnya. Atau mengenakannya hanya pada saat ke kantor, atau ke sekolah saja karena bekerja/bersekolah di institusi Islam. Hal ini patut disayangkan karena menutup aurat adalah salah satu upaya membuktkan ketaatan diri kita dihadapanNya.

Masih ada fenomena lain yang menunjukkan tidak kuatnya ketaatan seorang hamba pada Robb-nya.  Misalnya seseorang yang saat di tanah suci sangat rajin ibadahnya, tertutup rapat auratnya, tetapi sesampai di rumah kembali seperti semula. Atau fenomena saat bulan Ramadhan orang berbondong-bondong memenuhi masjid untuk sholat dan tadarusan, namun selepas itu masjid kembali sepi.  Maksiat merajalela lagi.

Banyak faktor jadi penyebab hal ini terjadi, diantaranya karena kondisi lingkungan masyarakat / pekerjaan yang tidak mendukung, dan banyaknya orang yang cenderung mengebiri ketimbang memotivasi.

Hal inilah yang dimaksudkan dalam ayat tersebut di atas, yakni diumpamakan seorang wanita yang telah memintal benang menjadi kain yang kuat dan kokoh, siap digunakan, namun kemudian diuraikannya lagi hingga terurai dan berantakan. Seseorang yang telah menjalankan ibadah dan ketaatan dengan baik, namun kemudian berbalik kebelakang, karena khawatir akan celaan dari orang banyak.

Allah SWT melarang seorang hambanya berlaku demikian.  Karenanya rasulullah SAW mengajarkan sebuah do’a, “Yaa Robbi, tsabbit qolbiy ‘ala diinika, Yaa Allah, kokohkan hatiku dalam agamaMu”.

Sesungguhnya semua godaan dan ujian yang ada hanyalah dijadikan olehNya sebagai penguji, untuk menilai siapa yang terbaik amalnya, siapa yang tetap kokoh dijalanNya.  Dan kelak akan Ia perlihatkan kebenaran akan segala sesuatu.  Wallahu A’lam

sumber ; Menghadirkan Surga di Rumah/Ahmad Kusyairi Suhail, MA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar