Apa yang bisa kukatakan
tentangmu. Engkau adalah senja
bergelayut lembayung, yang telah lama berbagi pendar pagi dalam kebahagiaan
masa kecil. Jauh dimasa mudamu,
kehidupan tlah membekaskan perjuangan sarat gelombang. Meniti langkah di perantauan, meniti jalan di
belantara yang membentang. Lalu Ia Sang
Maha Berkuasa berkenan memberikan kelayakan, hingga bahagia adalah ucapan
pantas dari jiwa penuh kesyukuran.
Bahagia berbagi rupiah yang ada
Bahagia berbagi penganan yang tersedia
Bahagia berbagi perihnya duri di perjalanan
Bahagia,
dari hati seluas danau yang tenang
Meski dituang segelas garam,
Meski dilebur secangkir empedu,
Ia tetap segar, membahagiakan dada lapang pemiliknya
Ya Robb, bahagiakan mereka berdua
di dunia dan di akhiratnya
Istiqomahkan mereka berdua di
jalanMu hingga akhir hayatnya,
Ampuni mereka berdua, beri
rahmatlah mereka berdua,
Kasihilah keduanya, bahkan lebih dari limpahan
kasih mereka kepada kami
Karena kami mencintainya, tanpa
mampu membalas cintanya
Suatu hari, Ibnu Umar melihat seorang yang menggendong ibunya sambil thawaf mengelilingi Ka’bah. Orang tersebut lalu berkata kepada Ibnu Umar, “Wahai Ibnu Umar, menurut pendapatmu apakah aku sudah membalas kebaikan ibuku?” Ibnu Umar menjawab, “Belum, meskipun sekadar satu erangan ibumu ketika melahirkanmu. Akan tetapi engkau sudah berbuat baik. Allah akan memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang engkau lakukan.” (Diambil dari kitab al-Kabair, karya adz-Dzahabi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar