A'uuszubillaahiminasysyaithoonirrojiim
“ Jadilah engkau pema'af dan
suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada
orang-orang yang bodoh”.(al a’raaf : 199)
Berselisih
paham, mungkin pernah kita alami.
Berbeda pendapat, mungkin juga sudah biasa. Itu manusiawi, karena tabiat makhluk
bermasyarakat memang demikian. Bagaimana reaksi kita? Bagaimana perlakuan kita
sesudahnya. Mungkin ini yang perlu
perhatian. Karena umumnya reaksi muncul manakala kita merasa benar, orang lain
salah.
Berselisih, biasanya akan memantik bara. Sungguh tak mudah jika bara
kemarahan di dalam dada telah menyala. Begitu panas menggelegak. Membakar ukhuwwah, merenggangkan jamaah.
Padahal seringkali, selisih paham itu bukanlah dalam urusan agama. Kita berselisih dengan tetangga gegara anak balitanya memetik bunga mahal kesayangan kita. Kita berselisih dengan teman karena tidak suka dengan sikapnya. Kita selisih paham dalam organisasi karena berbeda pandangan dengan yang lainnya.
Jika untuk urusan agama, justru kita harus memiliki ghiroh
(kecemburuan). Ingatlah nasehat agung
teladan kita:
“Jika engkau melihat kemunkaran, ubahlah dengan tanganmu. Jika tak bisa, ubahlah dengan lisanmu. Jika
tak mampu jua, ubahlah dengan hatimu. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman”.(HR Bukhari - Muslim)
Tetapi itu tidaklah
berarti kita boleh menghalalkan segala cara.
Karena menyampaikan kebenaran dari Allah, adalah untuk meninggikan
kalimat Allah, bukan untuk meninggikan kebenaran ilmu diri kita yang masih
sedikit. Maka Dia berfirman:
“Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”.(al a’raaf : 199)
Memafkan
tidak semudah menyebutkannya. Tidak
sesederhana diksinya. Butuh penyertaan emosi untuk memaafkan, agar api
kemarahan di dalam dada dapat padam sepadam-padamnya. Lihatlah contoh agung
berikut ini.
Kasih cinta
sang utusan begitu kuat menyala dalam dada, menginginkan keselamatan akhirat
bagi umatnya. Maka ia datangi
perkampungan mereka. Ia sampaikan
kebenaran firmanNya. Namun kenyataan tak
sesuai harapan. Bani Tsaqif di Thaif
justru melempari dengan kotoran dan batu. Bagaimana beliau merasakannya? Sedih
sudah tentu. Hingga beliau berkata :
“Ya allah, kepadaMu aku mengadukan
kelemahan dari kekuatanku, kekurangan kemampuanku, kelemahan dalam menghadapi orang-orang
yang lemah. Engkau Rabbku. Kepada
siapakah Engkau serahkan aku? Apakah kepada orang jauh yang bermasam muka
kepadaku? Ataukah kepada musuh yang
engkau kuasakan untuk menguasai diriku? Jika bukan karena murkamu kepada diriku
maka tak aku pedulikan mereka semua.
Tapi perlindungan dengan sinar wajahMu yang menyinari kegelapan, maka
menjadi baiklah urusan dunia akhirat. DariMulah
segala petunjuk dan keridhoan. Tidak ada tipu daya dan kekuatan selain dari
Engkau.
Lihatlah samudra yang tenang itu.
Tak ada emosi terpantik api disana. Tak ada bara kemarahan menyala. Yang ada adalah ungkapan kasih yang tulus,
tersebab cinta pada umatnya. Hingga saat malaikat penjaga gunung manawarkan pembalasan, Ia berkata:
“Tidak ! Bahkan aku berharap mudah-mudahan Allah mengeluarkan dari keturunan
mereka, orang-orang yang menyembah Allah, dan tidak menyekutukannya dengan
apapun”
Maka jika hari ini kita berselisih paham, maafkanlah mereka. Ajak mereka mengerjakan yang ma’ruf. Jika tidak, maka berpalinglah dari mereka.
Do’akan mereka dengan setulus cinta.
Allahumma Sholli Wasallim 'Ala Muhammad. Yaa Robbana,
berikan kami ketulusan cinta. Sebagaimana Muhammad saw, sang utusan telah
mencontohkan. Masukkan kami dalam
kafilahnya, bersama para pengikutnya, hingga akhir zaman...aamiin
sumber qur'an disini
Wahhh ini rupanya tulusan pemenang special challenge. Bagus loh! Pantes bgt jadi pemenang.
BalasHapusMengaku sebagai kaumnya Rasulullah tentu harus mau meneladani sifat-sifat Rasulullah ya. Termasuk menjadi pemaaf :')
Segala Puji hanya untukNya mbak, saya juga masih belajar...semoga menginspirasi ya...n..trimakasih sudah berkunjung :)
HapusSubhanalloh mb....buagus buanget...surprise nih..lanjutkan mb jadikan sebuah buku.. ;)
BalasHapushaha..makasih supportnya net..ini masih amatiran..he..
Hapus