"Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya”. (QS Al hajj 1-2)
Cuaca akhir-akhir ini benar-benar sedang tidak bersahabat.
Hujan yang semestinya membawa berkah, akibat ulah tak bertanggungjawab sebagian
manusia justru membawa bencana. Cuaca
yang terang bisa tiba-tiba berganti hujan deras dengan guruh dan petirnya.
Mendung tebal seakan tak ingin berlari dari langit dunia.
Begitulah kemarin, ketika kami mampir ke pasar untuk membeli beberapa keperluan. Ketika sedang memarkirkan motor, beberapa
tukang parkir dan pedagang kaki lima yang duduk-duduk di pinggir jalan sahut
menyahut berseru sambil melihat ke langit.
Mendung tebal menggelayut siap runtuh ke bumi. Yang mereka serukan
adalah” Kiamatlah dunia! Kiamatlah dunia!”
Kiamat, kosa kata yang bagi mereka tampaknya biasa saja. Jadi ingat, beberapa watu lalu, jagad kita
diramaikan dengan berita akan datangnya hari kiamat yang disampaikan melalui
sebuah film. Konon katanya para peramal bangsa Maya kuno dengan berani
menyebutkan (kemungkinan) tanggal kejadiannya.
Tahukah kita apakah yang akan terjadi pada hari kiamat
itu? Bagaimana situasinya? Allah SWT
menggambarkannya kepada kita dalam ayat di atas. Pada hari itu terjadi
goncangan yang sangat dahsyat. Sebegitu
dahsyatnya hingga seorang wanita menjatuhkan anak yang sedang disusuinya. Seorang ibu hamil tiba-tiba gugur
kandungannya. Dan manusia berperilaku bak orang mabuk, berlari tanpa arah,
berperilaku tak terarah.
Pada hari itu terjadi goncangan yang sangat dahsyat. Samakah gambaran dahsyat kita dengan pengertian
dahsyatNya? Di ayat yang lain Allah
menjelaskan:
“Apabila bumi
digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya. dan gunung-gunung dihancurluluhkan
seluluh-luluhnya. maka jadilah ia debu yang beterbangan (QS 56 : 4-6)
“Apabila langit terbelah, dan patuh
kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh. Dan apabila bumi
diratakan, dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosonglah
ia (QS 84 : 1-4)
Sungguh mengerikan membayangkannya. Bakan gunung yang kokoh
menjulang bak raksasa dapat hancurluluh menjadi debu yang beterbangan. Langit terbelah, bumi melemparkan apa saja
yang ada di dalamnya.
Belum lagi kalau kita mengingat apa yang akan terjadi
setelah itu. Manusia dikumpulkan,
ditimbang amal perbuatannya, dan dibalas sesuai keadaannya. Sudah siapkah kita?
“Pada hari ketika
tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga)
kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan
hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya.
Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya (QS 3 : 30)
Masihkan ingin meminta kiamat? Kejadiannya sudah dipastikan olehNya. Pasti terjadi suatu hari nanti. Maka mari menyiapkan bekal. Dan sebaik-baik bekal ialah
taqwa.
“Berbekallah, dan
sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai
orang-orang yang berakal (QS 2 : 197)
#muhasabahdiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar