Selasa, 23 Oktober 2012

UNTUKMU TEMAN

Mengiringi keberangkatan seorang ukhti pagi ini sungguh terasa berat. Dalam hitungan bulan 5 orang kader yang dicintai harus berpindah tempat.  Meski perpindahan adalah hal biasa, meski kedatangan dan kepergian adalah sunnatullah, tapi tetap saja manusiawi, kepergian menumbuhkan kepiluan dan kedatangan membuahkan kegembiraan.

Berbilang tahun bekerja dengan visi dan misi yang sama, mengeja langkah demi langkah di negeri yang jauh dari fasilitas kemudahan, saling menguatkan semangat dalam menit demi menit waktu yang dilalui bersama, saling membantu dalam menyelesaikan amanah-amanah yang diemban, tak pelak menimbulkan kedekatan. Sehingga ketika tiba saatnya keadaan harus membuat kita terpisah oleh jarak, serta merta lalu hati ini membasah, haru membiru menyelimuti hati baik yang ditinggal maupun yang pergi.

Namun ukhti, meski berat hati yang berkabut ini, namun ketahuilah, nahnu nuhibbukum fillah. Sambutlah seruan seruan dakwah itu, dimanapun tempatnya. Tanamlah benih-benih dakwah itu ditempat tandus sekalipun. Dimanapun bumi yang dijejak itu, bertumbuhlah atas nama Iman. Ingatlah petuah junjungan kita:
              
  “Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang dengannya Allah mengutusku adalah bagaikan hujan yang turun ke bumi. Maka ada bagian bumi yang baik, ia terima air hujan itu lalu menumbuhkan tanaman dan rerumputan yang banyak. Ada juga bagian bumi yang menerima air dan ia tahan, lalu Allah memberikan manfaat kepada manusia dengan air yang disimpannya itu. Bagian lainnya adalah padang yang tandus, ia sama sekali tidak menyimpan air, juga tidak menumbuhkan apapun.  Demikian itu adalah perumpamaan orang yang diberi kefahaman dalam agama, lalu ia dapat memanfaatkan apa yang aku bawa itu, hingga ia senantiasa belajar dan mengajarkan apa yang ia fahami, dan perumpamaan orang yang smasekali takpeduli dan takmau menerima petunjuk yang Aku sampaikan” (HR Bukhari-Muslim).

Saudaraku, jadilah umpama bagian bumi yang pertama, yang menumbuhsuburkan umat disekelilingmu, dimanapun kakimu menjejak. Atau Jadilah yang kedua, yang menyimpan ilmu hingga mereka disekelilingmu dapat mengambil manfaat darimu. Jikapun Allah menakdirkan untuk menempatkanmu di negeri yang tandus, mungkin itu berarti kita harus lebih keras mengolah tanahnya, dengan spesifikasinya, hingga ia dapat menumbuhsuburkan tanaman yang sesuai dengan tempatnya.
Saudaraku, meski hati ini berkabut membasah, izinkan aku mengiringi keberangkatanmu, dengan syair lagu ini,
Disini kita pernah bertemu,
mencari warna seindah pelangi.
Ketika kau menghulurkan tanganmu
bawaku ke daerah yang baru
dan hidupku kini ceria.
Kini dengarkanlah dendangan lagu
tanda ingatanku kepadamu teman,
agar ikatan ukhuwwah kan bersimpul padu.
Kenangan bersamamu takkan kulupa walau badai datang melanda,
walau bercerai jasad dan nyawa..
Mengapa kita ditemukan
dan akhirnya kita dipisahkan
mungkinkah bukti kesetiaan,
kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan beri dia kekuatan...
                Mungkinkah kita terlupa, Tuhan ada janjiNya
                Bertemu berpisah kita, ada rahmat dan kasihNya
Andai Ini ujian,
Tterangilah bersama kesabaran
Pergilah gulita,  hadirlah cahaya
Kini dengarkanlah dendangan lagu
tanda ingatanku kepadamu teman,
agar ikatan ukhuwwah kan bersimpul padu
Tuk selamanya..
                          (Untukmu Teman, Brothers)

Dusun Muara Enim, 20 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar